NAMA
: FENI RAHMAWATI
NIM :
1620220
1. Pengertian Manajemen Pembelajaran
Membicarakan tentang manajemen pembelajaran,
maka langkah awal yang harus dibahas
adalah pengertian manajemen. Kata manajemen berasal
dari bahasa latin yaitu dari
asal
kata
manus yang
berarti tangan dan agree yang
berarti melakukan. Managere diterjemahkan ke dalam
bahasa Inggris dalam bentuk kata kerja to manage dengan kata benda management yang artinya
pengelolaan.
Manajemen sering diartikan sebagai ilmu, kiat, dan profesi. Dikatakan sebagai
ilmu karena manajemen dipandang
sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik
berusaha memahami mengapa dan bagaimana orang bekerja
sama. Dikatakan sebagai
kiat karena manajemen mencapai
sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang
lain
menjalankan dalam tugas. Dipandang sebagai profesi karena
manajemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai
suatu prestasi
manajer dan
para profesional dituntun oleh suatu kode etik.
Meskipun cenderung
mengarah pada satu fokus tertentu, para ahli masih berbeda pandangan
dalam mendefinisikan manajemen. Menurut Henri L. Sisk,
Ph.D dalam bukunya Principles of Management, management is the
coordination
of all resources trough the
processes of
planning, organizing, directing, and controlling in
order to attain
stated
objectives.
Artinya manajemen adalah koordinasi semua sumber daya melalui proses perencanaan, pengorganisasian, memimpin, dan mengendalikan untuk mencapai tujuannya.
Dalam buku shariah principles on management in practice dijelaskan management means organizing, handling,
controlling and directing
a
particular
thing or
affair is obliged under Islamic Shariah. Artinya adalah manajemen berarti pengorganisasian,
penanganan, mengendalikan dan
mengarahkan hal tertentu atau urusan wajib di bawah Syariah
Islam.
Menurut Hersey dan Blanchard, manajemen merupakan suatu
proses bagaimana pencapaian sasaran organisasi melalui kepemimpinan. Menurut Stoner, manajemen merupakan proses perencanaan,
pengorganisasian,
pengarahan dan pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan
penggunaan sumber daya organisasi
lainnya
agar
mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut
Sudjana
manajemen merupakan
rangkaian berbagai kegiatan wajar yang dilakukan seseorang berdasarkan norma-norma yang telah ditetapkan dan dalam
pelaksanaannya memiliki hubungan-hubungan
dan saling keterkaitan dengan lainnya. Hal tersebut dilaksanakan
oleh orang atau beberapa orang yang ada
dalam organisasi dan
diberi tugas untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Dari beberapa pengertian
diatas, maka dapat disimpulkan manajemen
adalah suatu proses pengelolaan
maupun pengaturan yang
menggunakan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh seseorang untuk
melakukan
suatu
kegiatan yang terdiri
dari perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan,
dan
evaluasi baik secara
perorangan maupun bersama orang lain dalam
upaya
mencapai tujuan yang
telah
ditetapkan
secara efektif
dan efisien.
Selanjutnya kata kedua yang dibahas adalah
mengenai
pembelajaran. Menurut UU RI nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pembelajaran adalah proses
interaktif peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar.
Menurut Moh. Uzer Usman yang dikutip oleh Drs. B Suryo
Subroto Bahwa Proses belajar mengajar adalah
suatu
proses
yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik
yang
berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan
tertentu. Menurut E. Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga
terjadi perubahan
perilaku ke
arah yang lebih baik.
Dengan demikian
pembelajaran merupakan
proses
yang
diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam
belajar sebagaimana memperoleh dan memproses
pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Pembelajaran dimaksudkan agar tercipta kondisi yang memungkinkan terjadinya belajar pada
diri siswa untuk
mencapai tujuan pembelajaran.
Dari penjelasan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen pembelajaran merupakan proses mengelola
yang
meliputi kegiatan perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan
dan pengevaluasian kegiatan yang berkaitan
dengan proses belajar mengajar guna mencapai
tujuan.
Pengertian manajemen
pembelajaran demikian
dapat diartikan
secara luas dalam
arti mencakup keseluruhan kegiatan proses
belajar mengajar mulai dari perencanaan pembelajaran
sampai
pada penilaian pembelajaran.
2. Tujuan Manajemen Pembelajaran
Tujuan ditentukan berdasarkan penataan dan
pengkajian terhadap situasi dan kondisi organisasi
seperti
kekuatan dan kelemahan, peluang dan ancaman. Pencapaian suatu
tujuan yang tinggi ada kaitannya dengan kepuasan individu maupun
kelompok.
Dilakukan
manajemen agar pelaksanaan
suatu
usaha
terencana secara sistematis
dan dapat dievaluasi secara benar, akurat dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara
produktivitas, berkualitas, efektif, dan efisien. Produktivitas
adalah perbandingan terbaik antara
hasil
yang diperoleh
dengan jumlah
besar
yang dipergunakan. Kajian
terhadap produktivitas
secara komprehensif adalah keluaran yang
banyak dan bermutu dan tiap-tiap fungsi atau
peranan
penyelenggaraan pendidikan. Kualitas, menunjukkan pada suatu
ukuran penilaian atau penghargaan yang diberikan atau dikenalkan kepada
barang (products)
dan/atau jasa
(services)
tertentu
berdasarkan pertimbangan objektif atas bobot
dan/atau
kinerjanya. Pelayanan tersebut tentunya harus seimbang
dengan kebutuhan dan harapan
pelanggan.
Efektivitas, merupakan ukuran keberhasilan
mencapai tujuan pembelajaran. Efektivitas berarti berusaha
untuk dapat mencapai sasaran yang
telah ditetapkan sesuai dengan
kebutuhan yang diperlukan, sesuai pula dengan rencana, baik dalam
penggunaan data, sarana, maupun waktunya, atau
berusaha melalui aktivitas tertentu baik secara fisik
maupun non fisik untuk
memperoleh hasil yang maksimal baik
secara
kuantitatif maupun kualitatif.
Sedangkan efisiensi dalam pembelajaran
adalah
pencapaian tujuan pembelajaran
secara optimal dengan penggunaan
sumber daya
seminimal mungkin,
dari waktu,
biaya,
tenaga dan sarana.
3. Peran Guru Sekolah Dasar dalam Manajemen Kelas
Salah satu tugas guru sebagai pendidik di sekolah adalah
sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin kelasnya agar tercipta
pembelajaran yang optimal. Fasilitas dan kondisi kelas merupakan salah satu
factor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. Menurut Padmono (2011, 23)
fasilitas kelas (instrumental in put) berkaitan erat dengan terciptanya
lingkungan belajar (environmental in put) kondusif sehingga murid dengan
senang dan sukarela belajar. Penataan fasilitas dapat menjadi pendorong jika
diorganisir secara baik. Di sinilah peran guru SD dapat terlihat, adapun peran
guru dalam memenej kelas agar tercipta pembelajaran yang efektif sebagai
berikut:
1.Peran guru dalam pengorganisasian kelas
Organisasi kelas yang tepat akan mendorong terciptanya
kondisi belajar yang kondusif. Pengorganisasian kelas ini pada dasarnya
bersifat lokal, artinya organisasi kelas tergantung guru, kelas, murid,
lingkungan kelas, besar ruangan, penerangan, suhu, dan sebagainya. Kita ketahui
pada saat ini penataan kelas secara tradisional yang menempatkan satu meja guru
berhadapan dengan meja kursi siswa. Kelas yang ditata secara tradisional
tersebut menempatkan guru sebagai pusat kegiatan dan sentra perhatian murid
tampak sebagai objek pengajaran bukan sebagai subjek yang belajar. Akibatnya
aktivitas sebagian besar dilakukan guru sedang murid hanya pasif menerima.
a. Kelas terbuka
Kelas dapat terdiri dari siswa dengan berbagai tingkat
kelas berbeda. Pelaksanaan model ini dapat dilaksanakan di Indonesia, jika
jadwal pelajaran kelas 1 sampai kelas 6 sama atau diterapkan di kelas tinggi
saja. Misalnya: pada waktu jam pelajaran Bahasa Indonesia, maka seluruh guru
mengajar pelajaran tersebut, sedang siswa masuk ke kelas di mana siswa
menguasai tingkatan yang dicapai. Dengan demikian ada siswa pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia masuk kelas III, tetapi pada waktu Matematika masuk kelas IV,
dan mungkin pada pelajaran IPS ke kelas V. Konsep ini mengikuti perkembangan
masing-masing individu.
b. Kelas dua tingkat
Konsep ini dilaksanakan dengan cara seorang guru
menghadapi kelompok siswa yang berbeda kelas tetapi berdekatan, misalnya: kelas
I dan II, II dan III, III dan IV, dan seterusnya.
c. Kelas awal
Pembelajaran dengan pendekatan integral atau terpadu
dengan kehidupan anak pada tahap pelaksanaannya menerpadukan berbagai konsep,
topic, bahan pelajaran dengan mengurangi sedikit mungkin pemisahan-pemisahan
secara artificial, bila dimungkinkan guru tidak melabel bahan kajian dalam mata
pelajaran-mata pelajaran. Pembelajaran dikemas menjadi satumodel pembelajaran
yang utuh sehingga pemaknaan terhadap bahan kajian menjadi alami. Hal ini
terjadi karena anak belajar secara keseluruhan dalam hubungan dengan kehidupan
akan lebih mudah dibanding belajar dengan pemisahan-pemisahan secara artifisial
yang tak bermakna.
2.Peran guru dalam pengaturan tempat duduk
Penataan kelas sebagaimana diuraikan pada
pengorganisasian kelas ditata fleksibel yang mudah diubah sesuai pembelajaran
yang akan dikembangkan guru. Penataan tempat duduk dapat berbentuk :
a.Seating chart
Penempatan murid dalam kelas dibuat suatu denah yang pada
satu periode waktu tertentu dapat diubah sesuai tuntunan pembelajaran yang
sedang dikembangkan oleh guru, sehingga perkembangan dan pertumbuhan murid
tidak terganggu. Penataan tempat duduk yang didesain dalam chart dapat digambar
sendiri oleh murid atau sekelompok murid secara bergilir, sehingga keterbatasan
penataan tempat duduk secara tradisional ini dapat diminimalkan pengaruh
buruknya. Penataan dan gambar desain dilaksanakan secara bergilir, sehingga
setiap kelompok mempu menuangkan idenya dan mengembangkan iklim demokrasi di
kelasnya, sehingga sikap menghargai pendapat orang lain dengan menghilangkan
pandangan mereka sendiri.
b.Melingkar
Model duduk seperti ini dapat digunakan guru dalam
pembelajaran diskusi kelompok, sehingga ada modifikasi untuk menghilangkan
kejenuhan siswa.
c.Tapal kuda
Model ini sesuai untuk melaksanakan diskusi kelas yang
dipimpin oleh guru atau ketua diskusi yang dipilih siswa. Diskusi kelas akan
meningkatkan keberanian dibanding keberanian yang hanya muncul pada kelompok
kecil.
3.Peran guru dalam pengaturan alat-alat pelajaran
Alat-alat pelajaran dapat klasifikasikan menjadi beberapa
kelompok, antara lain: Menurut kedudukannya; alat pelajaran dibedakan atas
permanen dan tidak permanen. Permanen jika alat pelajaran tersebut diletakkan
di kelas secara terus menerus, misalnya: listrik, papan tulis, dan sebagainya.
Alat pelajaran tidak permanen atau yang bergerak (movable) yaitu alat
pelajaran yang dapat dipindah, misalnya: kursi, OHP, mesin-mesin, peta, dan
sebagainya. Menurut fungsinya; a) alat untuk menulis; kapur, papan tulis,
pensil, dan lain-lain; b) alat-alat lukis; jangka, meter, segitiga, buku.
Alat-alat pelajaran tersebut tidak perlu disimpan
ditempat khusus, tetapi cukup diatur di dalam kelas, sehingga bila
sewaktu-waktu digunakan akan cepat.
4.Peran guru dalam pemeliharaan keindahan ruangan kelas
Motto yang menyatakan “bersih adalah sehat dan rapi
adalah indah” merupakan hal yang tidak dapat dipungkiri. Setiap manusia
memiliki cita rasa keindahan walaupun derajat keindahannya berbeda. Keindahan
akan memberikan rasa nyaman dan membuat anak betah tinggal di tempat tersebut.
Kelas yang diharapkan mengundang anak untuk betah berada di dalamnya hendaknya
dijaga kebersihan dan keindahannya. Guru memiliki peran untuk mengorganisir
siswanya agar dapat mendesain kelasnya menjadi kelas yang indah. Keindahan
dapat dicapai dengan beberapa cara, yaitu: (a) menata ruangan menjadi rapi,
misalnya; menata alat pelajaran sesuai kelompoknya, menata buku sesuai tinggi
buku, tebal buku, dan kelompok buku, penataan alat pelajaran permanent yang
sesuai dengan ruangan. Desain interior yang harmonis akan merangsang anak untuk
tenggelam dalam suasana akademik (Immersion). Anak yang tenggelam dalam
lautan ilmu pengetahuan akan mengalami pembelajaran secara alamiah, nyata,
langsung, dan bermakna, (b) penataan meja guru, gambar-gambar merupakan factor
pendukung tercapainya ruangan yang rapid an indah.
5.Cahaya, Ventilasi, Akustik dan Warna
Kelas yang terlalu terang atau terlalu gelap kurang
mendukung pembelajaran. Anak SD berada pada tahap perkembangan yang menentukan,
untuk itu menjaga kesehatan anak merupakan salah satu tugas managemen kelas
oleh guru (Suharsimi Arikunto, 1989: 77). Kelas harus cukup memiliki ventilasi
untuk pertukaran udara sehingga anak merasa sejuk dan nyaman tinggal di kelas.
Guru sering kurang menyadari ruangan yang terang tetapi jendela tidak dibuka
serta kurangnya ventilasi menjadikan suara guru bergema, akibatnya anak kurang
mampu memusatkan perhatian pendengarannya pada suara guru, sebab terganggu oleh
gema suara. Untuk itu disamping membuka jendela digunakan untuk pertukaran
udara, maka juga berfungsi sebagai sarana untuk mengurangi gema. Warna
disamping memiliki arti juga membawa kesan terhadap orang yang melihat. Dinding
sekolah atau kelas berpengaruh terhadap siswa. Pemilihan warna sering tidak
melibatkan guru apalagi murid, sehingga kadang guru sendiri tidak betah tinggal
di kelasnya.
4. Kode Etik Guru
Semua profesi di dunia ini punya kode etik yang harus
ditaati. Kode itu bersifat mengatur dan mengikat, sehingga setiap personal yang
bernaung di bawahnya memiliki pedoman dalam bertindak dan berperilaku. Mereka
juga tidak bisa semena-mena dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan.
Tujuan kode etik profesi itu dibuat dan diterapkan antara lain untuk:
⦁ Menjunjung tinggi martabat profesi
⦁ Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
⦁ Meningkatkan pengabdian para anggota
⦁ Meningkatkan mutu profesi
⦁ Meningkatkan mutu organisasi
⦁ Meningkatkan pengabdian para anggota
⦁ Meningkatkan mutu profesi
⦁ Meningkatkan mutu organisasi
Demikian juga halnya profesi guru, punya kode etik yang
harus ditaati. Kode etik ini mengikat setiap guru agar tidak menyimpang dari
tujuan pendidikan yang kita cita-citakan bersama. Kepatuhan mereka dalam
mentaati kode etik inilah yang menjadikan mereka layak menjalani profesi
sebagai seorang guru.
Kode etik profesi guru Indonesia sebagai mana yang
tertulis dalam Undang-Undang No. 8 tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian
pasal 28, dan Kongres Guru ke XVI tahun 1989 di Jakarta, kode etik profesi guru
adalah sebagai berikut:
9 Butir Kode Etik Profesi Guru :
1. Guru berbakti membimbing peserta
didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan
kejujuran professional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi
tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang
berhasilnya proses belajar mengajar.
5.Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat
sekitarnya untuk membina peran serta dan tanggung jawab bersama terhadap
pendidikan.
6. Guru secara pribadi
dan secara bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan martabat
profesinya.
7. Guru memelihara
hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, dan kesetiakawanan Sosial.
8. Guru secara
bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organiosasi PGRI sebagai sarana
perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan
segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Henry L Sisk, Ph. D, Principles
Of Management, (Cicago: Soulthwestern Publishing Company), hlm. 10
Didin Hafidhuddin dan Hendri
Tanjung. 2006. Shariah Principles On
Management In Practice. Jakarta: Gema Insani Press.
Martinis Yamin dan Maisah.2012. Manajemen
Pembelajaran Kelas: Strategi Meningkatkan Mutu Pembelajaran, (Jakarta:
Gaung Persada Press,2012),
Syaifurahman dan Tri Ujati. 2013.Manajemen
dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Indeks.

Artikelnya sangat membantu dan mudah untuk dipahami, terimakasih banyak
BalasHapusterimakasih semoga bermanfaat 😀
HapusBagaimana peran guru dalam manajemen kelas saat ini?
BalasHapusterimaksih pertanyaannya, adapun peran guru dalam manajemen kelas saat ini sangat penting dan harus dilakukan oleh setiap guru, karena Salah satu tugas guru sebagai pendidik di sekolah adalah sebagai menajer. Seorang guru harus mampu memimpin kelasnya agar tercipta pembelajaran yang optimal.
HapusMohon penjelasan tujuan dari kode etik? terimkasih
BalasHapusTolong jelaskan kenapa guru perlu melakukan manajemen pembelajaran dikelas?
BalasHapusSemua profesi di dunia ini punya kode etik yang harus ditaati. Kode itu bersifat mengatur dan mengikat, sehingga setiap personal yang bernaung di bawahnya memiliki pedoman dalam bertindak dan berperilaku. Mereka juga tidak bisa semena-mena dalam melakukan tugas-tugas yang diembankan.
HapusTujuan kode etik profesi itu dibuat dan diterapkan antara lain untuk:
⦁ Menjunjung tinggi martabat profesi
⦁ Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya
⦁ Meningkatkan pengabdian para anggota
⦁ Meningkatkan mutu profesi
⦁ Meningkatkan mutu organisasi
Tanya 1 min, dalam manajemen pembelajaran hal2 yg perlu di oerhatiakn apa2 saja min?
BalasHapusterimakasih pertanyaannya, adapun hal hal yang harus guru perhatikan dlaam manajemen pembelajaran antara lain yaitu perencanaan yang matang, pengorganisasian, penggerakan, dan evaluasi baik secara perorangan maupun bersama orang lain dalam upaya mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
BalasHapusMaterinya sangat bermanfaat sekali 👍
BalasHapusterinakasih
HapusCoba contoh kan kode etik guru dalam?mengajar?
BalasHapusterinakasih
HapusPeran Guru dalam manajamen kelas?
BalasHapusterimakasih
Hapus