(Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar di Kelas)
OLEH :
FENI RAHMAWATI
(1620220)
DOSEN PENGAMPU :
YESSI RIFMASARI M.Pd
PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
STIKIP ADZKIA
PADANG
2019
A.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi
belajar banyak jenisnya, tetapi dapat dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu
:
1.
faktor intern
Faktor interen adalah faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor ini meliputi,
a.
Faktor jasmani
Proses seorang siswa akan terganggu jika kesehatan siswa
tersebut terganggu selain itu juga ia akan cepat lelah kurang bersemangat dan
lain-lain, demikian juga apabila ia cacat tubuh.
b.
Faktor psikologis
1)
Intelegensi
Dalam situasi yang sama, siswa
mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil kendatipun
begitu, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi belum tentu
berhasil dalam belajar. Hal ini disebabkan belajar adalah suatu proses yang
kompleks dengan banyak faktor yang mempengaruhinya. Siswa yang memiliki tingkat
intelegensi normal dapat berhasil dengan baik dalam belajar jika kondisi yang
diciptakan mendukung terjadi pembelajaran yang efektif dan efisien.
2)
Perhatian
Untuk menjamin hasil belajar yang baik.
Siswa harus mempunyai perhatian yang penuh terhadap bahan yang dipelajarinya.
Untuk tumbuh perhatian maka bahan pelajaran itu harus baik.
3)
Minat
Minat besar pengaruhnya terhadap
belajar anak. Bila pelajaran tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak
dapat belajar dengan sebaik-baiknya minat anak dapat ditumbuhkan dengan
berbagai macam cara yaitu dengan memvariasikan media pembelajaran.
Mengembangkan metode pembelajaran, menjelaskan hal-hal yang menarik dan berguna
bagi kehidupan dan lain-lain
4)
Bakat
Jika bahan pelajaran yang dipelajari
oleh siswa berbakat maka pelajaran itu akan cepat dikuasai, sehingga hasil
pelajaran nya pun akan baik, lain terhadap anak yang kurang berbakat, guru
harus bersabar dan telaten melayani mereka yaitu dengan sering mengulangi/menjelaskan
bahan, akhirnya siswa/I itu diharapkan akan dengan menguasai bahan yang
diajarkan
5)
Motif
Proses belajar mengajar harus
memperhatikan motif belajar siswa atau faktor-faktor yang mendorong belajar
siswa maka dengan guru dapat mengajak para siswa untuk berfikir dan memusatkan
perhatian terhadap pembelajaran dan merencanakan melaksanakan kegiatan yang
berhubungan serta menunjang belajar
6)
Kematangan
Kematangan adalah fase pertumbuhan
sekarang. Kematangan belum berarti siswa dapat melaksanakan kegiatan secara
terus menerus agar kematangan itu dapat dikembangkan pada diri siswa maka perlu
di ciptakan suatu kondisi yang memungkinkan kematangan itu dapat dimanfaatkan
sebaik-baiknya dengan cara memberikan latihan ynag terus menerus dan konsisten,
pemberian tugs yang bertingkat dan berkesinambungan dari sederhana ke kompleks
c.
Faktor Kelelahan
Kelelahan baik jasmani maupun rohani
dapat mempengaruhi keberhasilan dalam belajar. Oleh karena itu guru harus
memberikan pengertian kepada siswa agar menghindari terjadinya kelelahan dalam
belajar dengan cara para siswa diberi penjelasan agar mereka mengusahakan tidur
dan istirahat yang cukup dan teratur, mengusahakan variasi dalam belajar. Oleh
raga yang cukup
2.
faktor eksternal
Faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu,
a.
faktor keluarga
Para siswa yang sedang belajar akan menerima pengaruh dari
keluarga berupa
1)
Cara orang tua mendidik sikap dan perhatian orang tua
2)
Berhubungan antar keluarga
3)
Suasana rumah
4)
Keadaan ekonomi
5)
Latar belakang kebudayaan orang tua
b.
Faktor sekolah
Yang mempengaruhi, belajar meliputi hal-hal yang berkaitan
dengan metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, disiplin sekolah, peralatan, waktu sekolah, metode pembelajaran, tugas
sekolah.
c.
Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap perkembangan pribadi siswa yang pada akhirnya mempengaruhi terhadap
keberhasilan siswa dalam belajar. Pengaruh itu terjadi karena keberadaan siswa
dalam masyarakat. Faktor ini banyak kaitan dengan
1)
Kegiatan siswa dalam masyarakat
2)
Media yang beredar dalam masyarakat
3)
Pengaruh teman bergaul
4)
Pola hidup masyarakat
B.
Mengatur
kondisi kelas dan iklim belajar siswa
a.
Kondisi Fisik
Lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil belajar.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung
meningkatnya intensitas pembelajaran siswa dan mempunyai pengaruh positif
terhadap pencapaian tujuan pengajaran
Guru sebagai seorang
pengajar/pendidik harus dapat menciptakan lingkungan kelas yang membantu
perkembangan pendidikan para peserta didik. Melalui teknik motivasi yang
akurat, guru dapat memberikan kontribusi iklim kelas yang sehat, kondisi dan
lingkungan hendaknya menjadi perhatian dan kepedulian guru agar siswa dapat belajar
secara optimal. Kondisi dan lingkungan yang perlu menjadi perhatian dalam
menunjang terciptanya pembelajaran sebagai berikut :
a)
Ruang tempat berlangsungnya pembelajaran
Ruang tempat belajar harus
memungkinkan para peserta didik dapat bergerak leluasa tidak berdesak-desakan
sehingga tidak saling menggangu satu sama lainnya pada saat terjadi aktivitas
pembelajaran
Besarnya ruang kelas sangat tergantung pada berbagai hal
antara lain.
1.
Jenis kegiatan (kegiatan pertemuan tatap muka klasikal dalam
kelas atau bekerja dengan praktikum)
2.
Jumlah siswa yang melakukan kegiatan
Jika ruangan yang dipakai teratur
mempergunakan hiasan, pakailah hiasan yang mempunyai nilai pendidikan dapat
secara langsung memberi daya terapi bagi anak-anak pelanggar disiplin
b)
Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang
penting adalah memungkinkan terjadinya tatap muka dengan posisi it, guru
sekaligus dapat mengontrol tingkah laku para peserta didiknya pengaturan tempat
duduk akan mempengaruhi kelancaran pengaturan proses pembelajaran. Beberapa
kemungkinan dalam pengaturan tempat duduk seperti dibawah ini.
1.
Pola deret atau berbaris, berjajar
Pengaturan seperti ini adalah
pengaturan yang sangat populer pada umumnya tempat duduk siswa diatur menurut
tinggi pendeknya siswa pada situasi tertentu misalnya, jika ada siswa yang
tidak dapat melihat jarak atau pendengaran yang agak kurang atau banyak berbuat
gaduh maka orang yang seperti ini didudukkan di deretan depan, tanpa
menghiraukan tinggi rendahnya siswa
2.
Pola susunan kelompok
Cara ini memungkinkan siswa dapat
berkomunikasi dengan mudah antara satu dengan yang lainnya dan dapat berpindah
dari satu kelompok lain secara bebas. Pola ini memudahkan siswa untuk bekerja
sama dan saling menolong satu sama lain.
3.
Pola formasi tepal kuda
Pola ini menempatkan posisi guru
berada ditentang-tengah para siswa. Pola ini di pakai jika banyak memerlukan
diskusi antar siswa atau dengan guru. Pengaturan seperti ini memberi kemudahan
kepada para siswa untuk saling berkomunikasi dan berkonsultasi.
4.
Pola lingkaran atau persegi
Pola pengaturan seperti ini baik
juga untuk mengajar yang disajikan dengan metode diskusi. Otoritas guru sama
sekali tidak berpusat dan kepemimpinan formal tidak berperan sama sekali
c)
Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan
(kendatipun guru sulit mengaturnya tapi sudah tersedia ) adalah aset penting
untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman, oleh karena itu ventilasi harus
cukup menjamin kesehatan siswa.
d) Pengaturan penyimpanan barang-barang
Barang-barang hendaknya disimpan
pada tempat khusus yang mudah dicapai kalau segera diperlukan dan akan
dipergunakan bagi kepentingan kegiatan belajar. Barang-barang yang karena nilai
praktisnya tinggi dan dapat di simpan di ruang kelas seperti buku belajar,
pedoman kurikulum, kartu pribadi dan lain sebagainya.
C.
Kondisi
Yang Mempengaruhi Penciptaan Iklim Kelas
1. Kondisi
Sosio-Emosional
Kondisi
sosio emosional dalam kelas akan mempunyai pengaruh yang cukup besar terhadap
proses belajar mengajar, kegairahan siswa dan efektifitas tercapainya tujuan
pengajaran. Kondisi sosio-emosional tersebut meliputi :
a. Tipe
kepemimpinan
Peranan
guru dan tipe kepemimpinan guru akan mewarnai suasana emosional di dalam kelas.
Apakah guru melaksanakan kepemimpinannya secara demokratis, laisez faire atau
demokratis.Kesemuanya itu memberikan dampak kepada peserta didik.Tipe
kepemimpinan guru, artinya adalah fungsi yang melakat pada guru ketika berada dalam
kelas. Gaya apa yang muncul ketika guru melaksanakan peran sebagai pemimpin
dalam pembelajaran di kelas. Apakah gaya otoriter segala sesuatunya diatur dan
diarahkan oleh sendiri dan siswa tidak diberikan kesempatan untuk terlibat
didalamnya, atau gaya demokrasi dimana terjadi proses timbal balik antara guru
dan murid sesuai dengan peranannya masing-masing.
b. Sikap
guru
Sikap
guru dalam menghadapi siswa yang melanggar peraturan sekolah hendaknya tetap
sabar, dan tetap bersahabat dengan suatu keyakinan bahwa tingkah laku siswa
akan dapat diperbaiki. Kalaupun guru terpaksa membenci, bencilah tingkah
lakunya bukan membenci siswanya. Terimalah siswa dengan hangat sehingga ia
insyaf akan kesalahannya. Berlakulah adil dalam bertindak. Ciptakan satu
kondisi yang menyebabkan siswa sadar akan kesalahannya sehingga ada dorongan
untuk memperbaiki kesalahannya. sikap yang diperlihatkan oleh guru di depan
kelas atau di luar kelas yang akan mempengaruhi mood anak, apakah anak merasa
tertarik dengan sikap guru atau malah tidak tertarik. Sikap yang baik sebagai
seorang guru, bapak/ibu, kakak, orang dewasa yang memberikan bimbingan tentunya
adalah hal yang paling baik diperlihatkan
c. Suara
guru
Suara
guru, walaupun bukan faktor yang besar, turut mempengaruhi dalam proses belajar
mengajar. Suara yang melengking tinggi atau senantiasa tinggi atau malah
terlalu rendah sehingga tidak terdengar oleh siswa akan mengakibatkan suasana
gaduh, bisa jadi membosankan sehingga pelajaran cenderung tidak diperhatikan.
Suara hendaknya relatif rendah tetapi cukup jelas dengan volume suara yang
penuh dan kedengarannya rileks cenderung akan mendorong siswa untuk
memperhatikan pelajaran, dan tekanan suara hendaknya bervariasi agar tidak
membosankan siswa.
d. Pembinaan
hubungan baik (raport)
Pembinaan
hubungan baik (raport) antara guru dan siswa dalam masalah pengelolaan kelas
adalah hal yang sangat penting.Dengan terciptanya hubungan baik guru-siswa,
diharapkan siswa senantiasa gembira, penuh gairah dan semangat, bersikap
optimistik, relaistik dalam kegiatan belajar yang sedang dilakukannya serta
terbuka terhadap hal-hal yang ada pada dirinya. Pembinaan hubungan baik,
hubungan antara guru dengan murid harus dibangun berdasarkan fungsi
masing-masing dalam konteks belajar mengajar dikelas, akan tetapi apabila
memungkinkan dapat juga dibangun sifat-sifat kekeluargaan dan keakraban yang
menyebabkan siswa merasa nyaman dan aman berhubungan seperti dengan ibu dan
bapaknya dirumah.
e. Kondisi
Organisasional
Kegiatan
rutin yang secara organisasional dilakukan baik tingkat kelas maupun tingkat
sekolah akan dapat mencegah masalah pengelolaan kelas. Dengan kegiatan rutin
yang telah diatur secara jelas dan telah dikomunikasikan kepada semua siswa
secara terbuka sehingga jelas pula bagi mereka, akan menyebabkan tertanamnya
pada diri setiap siswa kebiasaan yang baik. Di samping itu mereka akan terbiasa
bertingkah laku secara teratur dan penuh disiplin pada semua kegiatan yang
bersifat rutin itu. Kegiatan rutinitas tersebut anatar lain:
a) Pergantian
pelajaran, ketika terjadi penggantian dalam pelajaran harus disikapi oleh guru
karena dalam proses ini ada jeda (kekosongan) yang memungkinkan terjadinya
interaksi yang tidak diharapkan dari siswa dengan siswa lainnya. Perlu disikapi
dengan arif bahwa ketika mengahiri pelajaran guru tidak terlalu cepat karena
guru selanjutnya apakah sudah tiba dan apabila belum maka masa jeda itu terlalu
lama.
b) Guru
berhalangan hadir, guru yang berhalangan hadir akan menyebabkan terjadinya
kekosongan dalam proses belajar mengajar. Untuk menghindari terjadinya
keributan atau perilaku-perilaku yang tidak diharapkan dari siswa seperti
berlarian kesanaha kemari menggangu kelas lain, dan menimbulkan kerusakan pada
fasilitaskelas, maka guru piket harus paham apa yang terjadi dan mempersiapkan
diri untuk menutup ketidakhadiran tersebut.
c) Masalah
antar siswa, masalah antar siswa biasanya terjadi karena kondisi emosional yang
tidak terkendali dan tidak terorganisasikan oleh guru. Guru harus memahami
karakteristik dan potensi guru sehingga dapat dipahami keseluruhan perilaku
masing-masing dan menekan munculnya konflik diantaranya.
d) Upacara
bendera, pada saat upacara bendera siswa harus diorganisasikan berdasarkan
tingkatan kelas sehingga mereka dapat tertib mengikuti kegiatan upacara
bendera.
e)
Kegiatan lain ; kesehatan
dan kehadiran siswa, penyampaian informasi dari sekolah kepada guru dan siswa,
peraturan sekolah yang baru, kegiatan rekreasi dan social.
DAFTAR
PUSTAKA
Rahman, Maman Managemen
Kelas. (Muara Bulian:2001)
Usman, Moh. Uzer. (2002). Menjadi guru profesional.
Bandung : Remaja Rosda Karya.

sangat bermanfaat min
BalasHapusterimaskih smga dapat membantu ya
BalasHapusKarya tulisnya sangat bermanfaat
BalasHapusterimakasih sudah berkunjung
Hapussangat membanntu
BalasHapusterimaksih sudah berkunjung
Hapus